Facebook SDK



Yayasan Sunan Ampel Menganti (YSAM) & “Rutinan Selasa Akhir “
Yayasan Sunan Ampel Menganti (YSAM) merupakan salah satu yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan di wilayah Gresik selatan, tepatnya di Dusun Bandut RT 012 RW 06 desa Drancang Menganti Gresik. Yayasan ini membawahi beberapa institusi pendidikan baik pendidikan formal maupun nonformal meliputi: KB- TK-SMP-SMK Sunan Ampel, dan Pondok Pesantren Hidayatut Taibin.

Yayasan ini berdiri kurang lebih 22 tahun yang lalu. Perintis sekaligus pimpinannya saat itu adalah Bapak KH. Supri Abdullah beserta Ibu Nyai Hj. Sumartik. Ibarat lakon di pewayangan duet Arjuna-Srikandi itu mengantarkan yayasan ini sampai pada pertengahan dekade dua ribu-an yang akhirnya tampuk kepemimpinan dilanjutkan oleh putra-putri Beliau hingga sekarang.

Selang beberapa tahun berikutnya di kalangan para santri, siswa-siswi, Ustadz, Guru dan masyarakat sekitar ada sekelompak kata atau frase yang terdengar cukup familiar yakni “Rutinan Selasa Akhir”. Kelompok kata tersebut begitu melekat di telinga masyarakat sekitar khusunya di lingkungan yayasan sendiri bahkan akhir-akhir ini turut mewarnai gemerlapnya channel dunia maya lantaran setiap pelaksanaan kegiatan disinergikan dengan show live streaming melalui kanal youtube, fecebook, dan instagram (IG) Yayasan Sunan Ampel Menganti.
Kehadiran acara tersebut bukan tanpa sebab tetapi lebih menekan pada sebuah filosofi yang eksistensinya sejak awal sudah mengakar di lingkugan keluarga, pesantren, dan siswa-siswi di Yayasan itu. Hal ini semuanya tidak terlepas dari campur tangan yang ulet dan sabar dari seorang pimpinan kala itu sehingga terwujudlah sebuah yayasan yang terus berkembang dan banyak memberikan manfaat di masyarakat luas. 

Bertolak dari kegiatan rutin keluarga setiap dua minggu sekali yang dilaksanakan hari Senin malam Selasa maka sebuah filosofi itu terinspirasi. Betapa tidak sebuah kebiasaan dzikir bersama yang di baca berulang-ulang dengan hati yang ikhlas dapat melahirkan dan mengantarkan sebuah peradaban dari generasi ke generasi. Berbekal keyakinan yang kuat lewat bacaan dzikir yang berupa Yasin Fadhilah, surat Al Waqi’ah, Istighotsah yang dibalut dengan bacaan Sholawat Nabi menjadikan aktifitas tersebut semakin banyak digemari dan diyakini manfaatnya. Tidak sedikit peserta yang terlibat dalam dzikir ini. Tidak cukup para santri, siswa-siswi, guru/ustadz masyarakat sekitar dan wali murid/santri pun berdatangan pula membanjiri halaman/lapangan yayasan.
Mengapa Yasin Fadhilah, Al Waqi’ah, Istighotsah, dan  bacaan Sholawat Nabi yang diusung dalam rangkaian dzikir rutinan ini? Ada beberapa paradigma yang melatarbelakangi dipilihnya rangkaian dzikir tersebut dilaksanakan, pertama secara sederhana surat-surat dari Al-Quran yang dibaca tersebut sudah banyak dipahami oleh sebagian besar kaum muslimin-muslimat dari unsur kelompok mana pun tanpa membeda-bedakan bendera yang dibawa; kedua, dari segi kontennya kedua surat dalam Al-Quran itu syarat dengan kandungan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Sementara bacaan istighotsah dapat mendongkrak dalam mengakslerasi setiap do’a yang dipanjatkan oleh siapa pun yang ketika berdoa manghadirkan sekaligus mendawamkan dalam permohonannya; sedangkan bacaan sholawat nabi, di samping karena kecintaannya terhadap Beliau Nabi SAW., ibarat rumah besar tanpa air conditioner (AC) sholawat nabi sebagai pendinginnya.
Seiring dengan waktu yang berjalan maka diputuskanlah ide yang telah disepakati dengan mengambil kelompok kata “Rutinan Selasa Akhir” . Kelompok kata ini dipilih karena secara simultan ada kegiatan lain yang baru dan sejalan dengan kegiatan tersebut di samping kegiatan-kegiatan lama yang terus bergulir. Kondisi ini menandakan bahwa Yayasan Sunan Ampel Menganti selalu berbenah diri untuk menjawab dan memenuhi kebutuhan masyarakat. ”Sebuah kegiatan adalah ruh dari sebuah organisasi” begitu kutipan ungkapan yang disampaikan sosok nomor wahid di Yayasan Sunan Ampel Menganti tersebut, beliau adalah Wahyu Hidayatullah, S. Kom. Putra lelaki semata wayang dari pasangan Bapak KH. Supri Abdullah beserta Ibu Nyai Hj. Sumartik yang sehari-hari akrab disapa Gus Wahyu.

Tanpa terasa ternyata sudah hampir dua puluh empat bulan “Rutinan Selasa Akhir” ini berinteraksi. Para santri, siswa-siswi, guru atau ustadz pun tidak merasakan jika rutin yang dilaksanakan ini mendekati angka genap dua tahun, “Maklum saja karena ketika kami melaksanakan kegiatan rutinan Selasa akhir, perasaan kami asik-syahdu masuk di suasana itu....tahu-tahu sudah pukul 21.30 wib. Sedangkan pada saat itu biasanya bacaan sholawat nabi lagi enjoy-nya, wah pokoknya asik dehhh...”. begitu rerata jawaban beberapa siswa dan santri yang ada ketika admin menanyakan perihal rutinan menjelang kegiatan berlangsung pada 24 November 2020 lalu. Para siswa dan santri tampak antusias menyongsong aktifitas. Tidak tampak kegalauan dan keraguan di wajah mereka, anak-anak sangat yakin, “siap delapan enam!”. Celetuk di hati admin.

Kegiatan demi kegiatan terus bergulir. Gempita peserta yang berdatangan menggambarkan bahwa begitu besar harapan mereka akan manfaat yang bakal diterimanya. Antusiasme dan semangat tinggi itu yang terjadi. Baik sebelum pandemi covid-19 maupun pasca-pandemi covid-19 acara berlangsung cukupbahkan sangat meriah. Hanya di masa pandemi tensi acara sedkit menurun. Hal itu ditimbulkan karena sikap antisipasi untuk menjaga diri dan memenuhi anjuran pemerintah dalam memutus penyebaran covid-19, maka keterlibatan jumlah peserta dzikir pun dibatasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang menjadi andalan. Ibarat pepatah “Sedia payung sebelum hujan”, itulah jargon yang ditanamkan oleh Yayasan kepada para santri, siswa-siswi melalui para guru, ustadz yang bertugas dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di lembaga ini, utamanya penyebaran covid-19 di masa pandemi ini, demikian kata Pak Syamsul Ma’arif, M. Pd. selaku Kepala SMP Sunan Ampel Menganti yang berasal dari Surabaya ini.

Di kesempatan lain, tepatnya Selasa 27 Oktober 2020 Yayasan ini menyelenggarakan agenda kegiatan yang bersifat integral. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H, Hari Santri Nasional, dan “Rutinan Selasa Akhir” dikolaborasikan menjadi satu event dengan berbagai aktifitas yang variatif sehingga menjadikan acara tersebut sangat spesial. MC kondang “Pak War Ubay” begitu sapaan akrabnya di yayasan ini pun tak ketinggalan dalam mencuri kesempatan. Sesekali dalam mengawal acara ini dengan style yang khas ia berusaha memecah suasana. Tampak dari para peserta dzikir dibuatnya melongo saat mendengarkan rangkaian kalimat yang diucapkan. Sering kali kata-kata bijak ia selipkan, bahkan terkadang seperti sedang menyampaikan kalimat-kalimat hikmah atau tausiyah. 

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pimpinan sekolah, guru, dan karyawan. Sedangkan  di kelompok siswa-siswi diwakili oleh pengurus OSIS SMP-SMK Sunan Ampel Menganti serta sebagian wali murid yang terdekat. Acara ini disiarkan secara Live Streaming melalui kanal youtube, fecebook, dan instagram (IG) Yayasan Sunan Ampel Menganti. Karena  bersifat Live Streaming maka siswa yang lain dan masyarakat secara luas dapat langsung mengakses siaran tersebut dari rumah di depan android  atau komputernya masing-masing.  Mengingat masih dalam masa pandemi Covid 19, maka protokol kesehatan tetap menjadi jaminan untuk diterapkan.


Sebagaimana acara rutinan biasa, kegiatan yang bersifat primer pada event ini tetap diutamakan. Adapun rangkaian kegiatannya adalah pembacaan surat  Al-Waqiah dipimpin oleh Ustadz Moh. Zainul Afrisya, S.Pd, Yasin Fadilah oleh Ustad Nur Fuad Hasan, LC. dilanjutkan dengan bacaan Istighotsah dipimpin oleh Ustad H. Abdul Ghofur, S.PdI., dan pembacaan Sholawat Nabi dipimpin Ustadz Moh. Iswahyudi diiringi oleh Group Sholawat El Faradis yang personilnya berasal dari siswa-siswi SMP-SMK Sunan Ampel Menganti, sadangkan pembacaan do’a dipimpin langsung oleh pemangku pondok pesantren Hidayatut Ta’ibin di yayasan ini yaitu Ustadz Taslihul Ibad, M. Pd. yang sehari-hariya dipanggil Gus Ibad. 

Acara tersebut berlangsung sangat meriah. Sebelum berakhir di sesi menjelang puncak kegiatan disisipkan atraksi pengambilan jajanan dan amplop misteri yang dipajang secara bergelantungan di sepanjang ruangan. Konon amplop misteri tersebut berisi uang pecahan mulai dari jumlah nominal Rp. 5.000,00 sampai dengan Rp. 100.000,00 yang jumlahnya tidak sedikit. Bagi yang beruntung, selesai acara bisa membawanya pulang dengan nilai yang bisa menembus angka ratusan ribu rupiyah karena  berdasarkan bocoran informasi yang kami peroleh isi amplop yang disebar tersebut nilainya mencapai jutaan rupiyah. Peserta dzikir bisa berebut atau cukup mengambil jajanan dan amplop misteri didekatnya. Sebab setiap peserta diberi kebebasan untuk memilih sesuka hati yang penting tidak dibuat kesempatan untuk mengganggu kenyamanan peserta lainnya. Peristiwa ini sontak menimbulkan  suasana yang berubah seratus delapan puluh derajat. Kemeriahan pun tak dapat dielakkan lagi.

Di sisi lain kondisi ini ada juga peserta yang cukup memanfaatkan makan bersama karena panitia sudah menyiapkan  “nasi kebuli” yang diletakkan di talaman sehingga membuat persaudaraan semakin kuat dan kompak.  Pada kesempatan itu pula, Kepala SMK Sunan Ampel Menganti menjelaskan bahwa kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut merupakan salah satu program sekolah  yang bertujuan untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT khususnya para siswa dan santri di lembaga ini, melalui kegiatan ini juga diharapkan, agar kita bisa meneladan karakteristik dan akhlaqul karimah dari Yang mulia Nabiyullah Muhammad SAW,” pungkas Eko Meiyanto, S. Si. Sampai bertemu di rutinan Selasa akhir berikutnya... see you.....! 
Ditulis oleh Muslik Raya.


 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama